Senin, 22 Februari 2010

Persiapan Ruhani untuk Ibu hamil dan menyusui


Oleh : Ustadzah Harmeli Al-Hafidzoh
( Seminar Kesehatan Ibu dan Anak BSMI kota Semarang 11 Feb 07 )

Kenikmatan dan kemuliaan dalam kehidupan berumah tangga akan bertambah ketika Allah subhanahu wataála telah memberikan karunia berupa seorang bocah buah cinta kasihnya. Anak adalah anugerah terindah yang senantiasa diharapkan kehadirannya bagi setiap insan yang membangun mahligai rumah tangga. Rasulullah salallahu'alaihi wasalam pernah bersabda :

" tidak ada seorang anakpun yang lahir pada sebuah keluarga kecuali menambah kemuliaanya yang sebelumnya tidak ada" (HR. Tabrani)

Rasulullah salallahu'alaihi wasalam pun berpesan kepada mereka yang diberi karunia anak untuk mendidiknya dengan baik.

"setiap anak terlahir dalam keadaan suci (Islam), orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi dan Nasrani."

Dalam kesempatan yang lain Rasulullah salallahu'alaihi wasalam menegaskan agar setiap orang tua sangat memperhatikan tarbiyah anaknya, agar anak-anak tidak tumbuh menjadi anak yang mendatangkan kedurhakaan.

"Bantulah anak-anakmu untuk berbakti, siapa yang menghendaki, dia dapat melahirkan kedurhakaan melalui anaknya." (HR.Tabrani) .

"sesungguhnya pada setiap pohon terdapat buah, dan buahnya hati adalah anak. Sesungguhnya Allah subhanahu wataála tidak akan mengasihi mereka yang tidak mengasihi anaknya. Dan demi nyawaku yang ada di tangan-NYA, tidak akan masuk surga kecuali orang yang memiliki kasih sayang. " Dampak dari seorang anak yang tidak di harapkan adalah anak akan berpotensi menjadi anak yang durhaka.

"datang seorang sahabat kepada Umar r.a, dia mengadu kalau anaknya durhaka pada bapaknya, maka anak tersebut dipanggilnya terus Umar bertanya perihal kedurhakaanya itu pada bapaknya, anak tersebut menjawab : kalau bapaknya telah durhaka pada dirinya yaitu dengan menikahi wanita yang tidak sholehah dan memberi nama pada anak tersebut dengan nama yang jelek yaitu "kumbang" "

Ruhaniyah Ibu hamil

Setiap kenikmatan yang diberikan Allah subhanahu wataála kepada hamba-NYA, harus senantiasa disyukuri. Syukur merupakan sebuah amalan mulia karena merupakan bukti pengakuan manusia atas segala kelemahannya. Syukur dapat diwujudkan dengan lisan, yakni dengan senantiasa mengagungkan asma Allah subhanahu wataála maupun dengan amal. Amal yang bermakna yaitu menjaga dan merawat atas apa yang telah dianugerahkan Allah subhanahu wataála kepada kita.Kehamilan adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa besarnya yang datang dari Allah subhanahu wataála yang harus disyukuri karena kenikmatan itu tidak diberi kepada semua manusia. Banyak cerita yang telah terdengar oleh kita, betapa inginnnya memperoleh anak, sampai banyak yang bersedia melakukan apapun yang dinasehatkan orang dari yang masuk akal sampai yang paling tidak masuk akal, dari yang diperbolehkan syar'i sampai yang perlu dipertanyakan keabsahannya. Bahkan ada yang rela mengeluarkan dana berapapun besarnya untuk pengobatan di berbagai rumah sakit, sampai-sampai harus keluar negeri sekalipun semua itu dilakukan untuk satu hal, ingin memperoleh anak.

Dengan bersyukur ( dengan kehamilan), niscaya Allah subhanahu wataála akan semakin menambah kenikmatannya kepada kita. Kehamilan merupakan tahap awal dari masa keibuan seorang wanita, dan saat itulah umur yang sesungguhnya seorang anak dimulai. Wanita yang hamil telah menjadi seorang ibu dan memiliki tanggung jawab atas anak yang sedang tumbuh rahimnya. Oleh sebab itu masa depan seorang anak, sebagian besar tergantung pada ibunya. Ibu
adalah madrasatul ullah yaitu madrasah pertama bagi sang anak.

Baik riset maupun pengalaman praktis telah membuktikan bahwa makanan, obat-obatan, lingkungan, kecemasan, rasa marah, dendam, iri hati serta pikiran ibu seluruhnya mempengaruhi benih dalam kandungan. Jadi, dapat dikatakan bahwa apapun yang mempengaruhi ibu juga dapat mempengaruhi bayi yang dikandung. Karena itu ibu hamil harus senantiasa mengontrol kondisi hati dan ruhiyahnya agar benih bayi dalam kandungannya mendapatkan pengaruh yang positif dari perilaku ibu yang baik. Untuk itu, ibu hamil diupayakan dapat melakukan amalan-amalan berikut :
  • Memperbanyak doa Q.S. Al Furqon : 74
  • Mensyukuri anugerah terindah yang Allah berikan
  • Memperbanyak sholat malam
  • Memperbanyak Tilawatil Qur'an ( sebagaimana kisah Imam Syafi'i)
  • Memperbanyak amal kebaikan
  • Menghindari bid'ah ( memakai peniti/benda tajam untuk keselamatan, tujuh bulanan).
  • Menjaga kestabilan emosi.
  • Mengajak komunikasi dengan janin.
  • Memakan buah kurma dan minum air zam-zam. Rasulullah salallahu'alaihi wasalam bersabda : "Para wanita yang hamil sebaiknya memakan kurma selama bulan-bulan terakhir kehamilannya, sehingga anak mereka dapat memiliki dapat memiliki akhlak yang baik dan sifat yang sabar. "
Ruhaniyah Ibu menyusui

Menyusui anak adalah anjuran Islam, dalam beberapa ayat Al-Qur'an Allah subhanahu wataála menerangkan tentang itu "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al- Baqoroh 2: 233)

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".(Q.S. Al- Ahqaaf 46:15 )

Permasalahan psikologis pada anak, dapat disebabkan berkurangnya waktu sang ibu menyusui anak, bahkan Al-Qur'an menyuruh ibu menyempurnakan penyusuannya selama 2 tahun. Namun ada kalanya ibu tidak dapat menyempurnakan penyusuan ini, disebabkan banyak factor. dalam sebuah hadist, Rasulullah salallahu'alaihi wasalam bersabda :
"Sesungguhnya Allah subhanahu wataála melimpahkan rahmat kepada seorang ibu yang menyusui bayinya sama dengan membebaskan seorang budak setiap saat. Ketika masa menyusui berakhir, malaikat berkata : " Mualailah kehidupanmu kembali. Sesungguhnya Allah subhanahu wataála telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu."

Dengan menyusui, bayi akan dapat terpenuhi kebutuhan fisiknya dan juga dapat terpenuhi kebutuhan emosinya, yang berupa kasih saying, kelembutan, kehangatan, dekapan ibu dan perhatian. karena itu, ibu menyusui perlu memperhatikan dan mengupayakan pemenuhan hal-hal seperti tersebut dibawah ini :
  1. Makanan yang halalan toyyiban ( bisa ibu ingat kembali kisah Umar binKhattab r.a )
  2. Membelai bayi dan menyusui dengan tenang ( berhubungan dengan kadar ASI dan psikologis bayi)
  3. Menyusui dengan memperdengarkan bayi dengan murrottal, nasyid, kalimat-kalimat toyyibah, dll
  4. Usahakan saat ibu menyusui bayinya berada di tempat yang tenang seperti didalam kamar.
  5. Mengajak komunikasi.

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". ( Q.S. Al- Ahqaaf : 15 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar